Perang Dunia II, atau Perang Dunia Kedua (biasa disingkat PDII) adalah konflik militer global yang terjadi pada
1 September 1939 sampai
2 September 1945 yang melibatkan sebagian besar negara di dunia, termasuk semua kekuatan-kekuatan besar yang dibagi menjadi dua aliansi militer yang berlawanan:
Sekutu dan
Poros. Perang ini merupakan perang terbesar sepanjang sejarah dengan lebih dari 100 juta personel. Dalam keadaan "perang total," pihak yang terlibat mengerahkan seluruh bidang ekonomi, industri, dan kemampuan ilmiah untuk melayani usaha perang, menghapus perbedaan antara sipil dan sumber-sumber militer. Lebih dari tujuh puluh juta orang, mayoritas warga sipil, tewas. Hal ini menjadikan Perang Dunia II sebagai konflik paling mematikan dalam sejarah manusia.
Umumnya dapat dikatakan bahwa peperangan dimulai saat
Jerman menginvasi
Polandia pada tanggal 1 September 1939, dan berakhir pada tanggal 14 Agustus 1945 pada saat
Jepang menyerah kepada tentara
Amerika Serikat. Secara resmi PD II berakhir ketika Jepang menandatangani dokumen
Japanese Instrument of Surrender di atas kapal
USS Missouri pada tanggal 2 September 1945, 6 tahun setelah perang dimulai.
Perang Dunia II berkecamuk di tiga
benua tua; yaitu
Afrika,
Asia dan
Eropa. Berikut adalah data pertempuran-pertempuran dan peristiwa penting di setiap benua.
[sunting] Asia dan Pasifik
[sunting] 1937: Perang Sino-Jepang
Konflik perang mulai di Asia beberapa tahun sesudah pertikaian di
Eropa. Jepang telah
menginvasi Cina pada tahun
1931, jauh sebelum Perang
Dunia II dimulai di Eropa. Pada
1 Maret, Jepang menunjuk
Henry Pu Yi menjadi kaisar di
Manchukuo, negara boneka bentukan Jepang di
Manchuria. Pada
1937, perang dimulai ketika Jepang mengambil alih
Manchuria.
Roosevelt menandatangani sebuah perintah
eksekutif yang tidak diterbitkan (rahasia) pada Mei
1940 yang mengijinkan personel militer AS untuk mundur dari tugas sehingga mereka dapat berpartisipasi dalam operasi terselubung di Cina sebagai "
American Volunteer Group" (AVG) (juga dikenal sebagai
Harimau Terbang Chennault). Selama tujuh bulan, kelompok Harimau Terbang berhasil menghancurkan sekitar 600 pesawat Jepang, menenggelamkan sejumlah kapal Jepang, dan menghentikan invasi Jepang terhadap Burma. Dengan adanya tindakan
Amerika Serikat dan negara lainnya yang memotong ekspor ke Jepang, maka Jepang merencanakan
serangan terhadap Pearl Harbor pada
7 Desember 1941 tanpa peringatan deklarasi perang; sehingga mengakibatkan kerusakan parah pada
Armada Pasifik Amerika. Hari berikutnya,
pasukan Jepang tiba di
Hong Kong, yang kemudian menyebabkan
menyerahnya pasukan Inggris pada Hari Natal di bulan itu.
[sunting] 1940: Jajahan Perancis Vichy
Pada
1940, Jepang menduduki Indocina
Perancis (kini
Vietnam) sesuai persetujuan dengan
Pemerintahan Vichy meskipun secara lokal terdapat kekuatan Pembebasan Perancis (
Forces Françaises Libres/FFL), dan bergabung dengan
kekuatan Poros Jerman serta
Italia. Aksi ini menguatkan konflik Jepang dengan Amerika Serikat dan Britania Raya yang bereaksi dengan mem
boikot kiriman
minyak terhadap Jepang.
[sunting] 1941: Pearl Harbor, A.S. turut serta dalam perang, invasi Jepang di Asia Tenggara
Serangan udara terhadap
USS West Virginia dan
USS Tennessee di
Pearl Harbor.
Pada
7 Desember 1941, pesawat Jepang dikomandoi oleh Laksamana Madya
Chuichi Nagumo melaksanakan serangan udara kejutan terhadap
Pearl Harbor, pangkalan angkatan laut AS terbesar di Pasifik. Pasukan Jepang menghadapi perlawanan kecil dan menghancurkan pelabuhan tersebut. AS dengan segera mengumumkan perang terhadap Jepang.
Bersamaan dengan serangan terhadap Pearl Harbor, Jepang juga menyerang pangkalan udara AS di
Filipina. Setelah serangan ini, Jepang menginvasi Filipina dan koloni-koloni Inggris di
Hong Kong,
Malaya,
Borneo dan
Birma dengan maksud selanjutnya menguasai
ladang minyak Hindia Belanda. Seluruh wilayah ini dan daerah yang lebih luas lagi, jatuh ke tangan Jepang dalam waktu beberapa bulan saja. Markas Britania Raya di
Singapura juga
dikuasai, yang dianggap oleh
Churchill sebagai salah satu kekalahan dan sejarah yang paling memalukan bagi Britania.
[sunting] 1942: Invasi Hindia-Belanda
Penyerbuan ke
Hindia Belanda diawali dengan serangan
Jepang ke
Labuan,
Brunei,
Singapura, Semenanjung Malaya,
Palembang,
Tarakan dan
Balikpapan yang merupakan daerah-daerah sumber
minyak. Jepang sengaja mengambil taktik tersebut sebagai taktik
gurita yang bertujuan mengisolasi kekuatan Hindia Belanda dan Sekutunya yang tergabung dalam front ABDA (America (
Amerika Serikat), British (
Inggris), Dutch (
Belanda),
Australia) yang berkedudukan di
Bandung. Serangan-serangan itu mengakibatkan kehancuran pada armada laut ABDA khususnya Australia dan Belanda.
Sejak peristiwa ini, Sekutu akhirnya memindahkan basis pertahanannya ke Australia meskipun demikian Sekutu masih mempertahankan beberapa kekuatannya di Hindia Belanda agar tidak membuat Hindia Belanda merasa ditinggalkan dalam pertempuran ini.
Jepang mengadakan serangan laut besar-besaran ke Pulau
Jawa pada bulan Februari-Maret 1942 dimana terjadi
Pertempuran Laut Jawa antara armada laut Jepang melawan armada gabungan yang dipimpin oleh Laksamana
Karel Doorman. Armada Gabungan sekutu kalah dan Karel Doorman gugur.
Jepang menyerbu
Batavia (
Jakarta) yang akhirnya dinyatakan sebagai kota terbuka, kemudian terus menembus
Subang dan berhasil menembus garis pertahanan
Lembang-
Ciater,
kota Bandung yang menjadi pusat pertahanan Sekutu-Hindia Belanda terancam. Sementara di front Jawa Timur, tentara Jepang berhasil menyerang
Surabaya sehingga kekuatan Belanda ditarik sampai garis pertahanan
Porong.
Terancamnya kota Bandung yang menjadi pusat pertahanan dan pengungsian membuat panglima Hindia Belanda Letnan Jendral
Ter Poorten mengambil inisiatif mengadakan perdamaian. Kemudian diadakannya perundingan antara Tentara Jepang yang dipimpin oleh Jendral
Hitoshi Imamura dengan pihak Belanda yang diwakili Letnan Jendral Ter Poorten dan Gubernur Jendral
jhr A.W.L. Tjarda van Starkenborgh Stachouwer. Pada Awalnya Belanda bermaksud menyerahkan kota Bandung namun tidak mengadakan
kapitulasi atau penyerahan kekuasaan Hindia Belanda kepada Pihak Jepang. Pada saat itu posisi Panglima tertinggi angkatan perang Hindia Belanda tidak lagi berada pada
Gubernur Jendral namun diserahkan kepada Ter Poorten sehingga dilain waktu Belanda menganggap bahwa kedudukan di Hindia Belanda masih tetap sah dilanjutkan. Namun setelah Jepang mengancam akan mengebom kota Bandung akhirnya Jendral Ter Poorten setuju untuk menyerah tanpa syarat kepada Jepang.
[sunting] 1942: Laut Coral, Port Moresby, Midway, Guadalcanal
Pada Mei
1942, serangan laut terhadap
Port Moresby,
Papua Nugini digagalkan oleh pasukan Sekutu dalam
Perang Laut Coral. Kalau saja penguasaan Port Moresby berhasil,
Angkatan Laut Jepang dapat juga menyerang
Australia. Ini merupakan perlawanan pertama yang berhasil terhadap rencana Jepang dan pertarungan laut pertama yang hanya menggunakan
kapal induk. Sebulan kemudian invasi
Atol Midway dapat dicegah dengan terpecahnya pesan rahasia Jepang, menyebabkan pemimpin Angkatan Laut AS mengetahui target berikut Jepang yaitu
Atol Midway. Pertempuran ini menyebabkan Jepang kehilangan empat
kapal induk yang industri Jepang tidak dapat menggantikannya, sementara Angkatan Laut AS kehilangan satu
kapal induk. Kemenangan besar buat AS ini menyebabkan Angkatan Laut Jepang kini dalam posisi bertahan.
Pendaratan AS di Pasifik, Agustus 1942-Agustus 1945
Namun, dalam bulan Juli penyerangan darat terhadap Port Moresby dijalankan melalui
Track Kokoda yang kasar. Di sini pasukan Jepang bertemu dengan pasukan cadangan Australia, banyak dari mereka masih muda dan tak terlatih, menjalankan aksi perang dengan keras kepala menjaga garis belakang sampai tibanya pasukan reguler Australia dari aksi di
Afrika Utara,
Yunani dan
Timur Tengah.
Para pemimpin Sekutu telah setuju mengalahkan
Nazi Jerman adalah prioritas utama masuknya Amerika ke dalam perang. Namun pasukan AS dan Australia mulai menyerang wilayah yang telah jatuh, mulai dari
Pulau Guadalcanal, melawan tentara Jepang yang getir dan bertahan kukuh. Pada
7 Agustus 1942 pulau tersebut diserang oleh
Amerika Serikat. Pada akhir Agustus dan awal September, selagi perang berkecamuk di Guadalcanal, sebuah serangan amfibi Jepang di timur New Guinea dihadapi oleh pasukan Australia dalam
Teluk Milne, dan pasukan darat Jepang menderita kekalahan meyakinkan yang pertama. Di Guadalcanal, pertahanan Jepang runtuh pada Februari
1943.
[sunting] 1943–45: Serangan Sekutu di Asia dan Pasifik
Pasukan Australia and AS melancarkan kampanye yang panjang untuk merebut kembali bagian yang diduduki oleh Pasukan Jepang di
Kepulauan Solomon, New Guinea dan
Hindia Belanda, dan mengalami beberapa perlawanan paling sengit selama perang. Seluruh Kepulauan Solomon direbut kembali pada tahun 1943, New Britain dan New Ireland pada tahun 1944. Pada saat
Filipina sedang direbut kembali pada akhir tahun 1944,
Pertempuran Teluk Leyte berkecamuk, yang disebut sebagai
perang laut terbesar sepanjang sejarah. Serangan besar terakhir di area Pasifik barat daya adalah
kampanye Borneo pertengahan tahun 1945, yang ditujukan untuk mengucilkan sisa-sisa pasukan Jepang di Asia Tenggara, dan menyelamatkan tawanan perang Sekutu.
Kapal selam dan pesawat-pesawat Sekutu juga menyerang kapal dagang Jepang, yang menyebabkan industri di Jepang kekurangan bahan baku. Bahan baku industri sendiri merupakan salah satu alasan Jepang memulai perang di Asia. Keadaan ini semakin efektif setelah
Marinir AS merebut pulau-pulau yang lebih dekat ke kepulauan Jepang.
Tentara Nasionalis Cina (
Kuomintang) dibawah pimpinan
Chiang Kai-shek dan Tentara
Komunis Cina dibawah
Mao Zedong, keduanya sama-sama menentang pendudukan Jepang terhadap Cina, tetapi tidak pernah benar-benar bersekutu untuk melawan Jepang. Konflik kedua kekuatan ini telah lama terjadi jauh sebelum Perang Dunia II dimulai, yang terus berlanjut, sampai batasan tertentu selama perang, walaupun lebih tidak kelihatan.
Pasukan Jepang telah merebut sebagian dari
Burma, memutuskan
Jalan Burma yang digunakan oleh Sekutu untuk memasok Tentara Nasionalis Cina. Hal ini menyebabkan Sekutu harus menyusun suatu logistik udara berkelanjutan yang besar, yang lebih dikenal sebagai "flying
the Hump". Divisi-divisi Cina yang dipimpin dan dilatih oleh AS, satu divisi Inggris, dan beberapa ribu tentara AS, membersihkan Burma utara dari pasukan Jepang sehingga
Jalan Ledo dapat dibangun untuk menggantikan Jalan Burma. Lebih ke selatan, induk dari tentara Jepang di
kawasan perang ini berperang sampai terhenti di perbatasan Burma-India oleh
Tentara ke-14 Inggris yang dikenal sebagai "Forgotten Army", yang dipimpin oleh Mayor Jendral
Wingate yang kemudian melancarkan serangan balik dan berhasil dengan taktik gerilyanya yang terkenal dan bahkan dijadikan acuan bagi Tentara dan Pejuang
Indonesia pada tahun 1945–1949. Setelah merebut kembali seluruh Burma, serangan direncanakan ke semenanjung Malaya ketika perang berakhir.
[sunting] 1945: Iwo Jima, Okinawa, bom atom, penyerahan Jepang
Bom atom berjulukan
Fat Man, menimbulkan cendawan asap di atas kota
Nagasaki, Jepang.
Surat penyerahan diri Jepang kepada Sekutu
Perebutan pulau-pulau seperti
Iwo Jima dan
Okinawa oleh pasukan AS menyebabkan Kepulauan Jepang berada dalam jangkauan serangan laut dan udara Sekutu. Di antara kota-kota lain,
Tokyo dibom bakar oleh Sekutu, dimana dalam penyerangan awal sendiri ada 90.000 orang tewas akibat kebakaran hebat di seluruh kota. Jumlah korban yang tinggi ini disebabkan oleh kondisi penduduk yang padat di sekitar sentra produksi dan konstruksi kayu serta kertas pada rumah penduduk yang banyak terdapat pada masa itu. Tanggal
6 Agustus 1945, bomber B-29 "Enola Gay" yang dipiloti oleh Kolonel
Paul Tibbets, Jr. melepaskan satu
bom atom Little Boy di
Hiroshima, yang secara efektif menghancurkan kota tersebut.
Pada tanggal
8 Agustus 1945, Uni Soviet mendeklarasikan perang terhadap Jepang, seperti yang telah disetujui pada
Konferensi Yalta, dan melancarkan serangan besar terhadap Manchuria yang diduduki Jepang (
Operasi Badai Agustus). Tanggal
9 Agustus 1945,pesawat bomber jenis
Boeing B-29 Superfortress "Bock's Car" yang dipiloti oleh Mayor
Charles Sweeney melepaskan satu bom atom
Fat Man di
Nagasaki.
Kombinasi antara penggunaan bom atom dan keterlibatan baru Uni Soviet dalam perang merupakan faktor besar penyebab menyerahnya Jepang, walaupun sebenarnya Uni Soviet belum mengeluarkan deklarasi perang sampai tanggal 8 Agustus 1945, setelah bom atom pertama dilepaskan. Jepang menyerah tanpa syarat pada tanggal
14 Agustus 1945, menandatangani surat penyerahan pada tanggal
2 September 1945 di atas kapal
USS Missouri di
teluk Tokyo.
[sunting] Afrika dan Timur Tengah
[sunting] 1940: Mesir dan Somaliland
Pertempuran di Afrika Utara bermula pada
1940, ketika sejumlah kecil pasukan Inggris di
Mesir memukul balik serangan pasukan Italia dari
Libya yang bertujuan untuk merebut Mesir terutama
Terusan Suez yang vital. Tentara Inggris, India, dan Australia melancarkan serangan balik dengan sandi
Operasi Kompas (Operation Compass), yang terhenti pada 1941 ketika sebagian besar pasukan
Persemakmuran (
Commonwealth) dipindahkan ke Yunani untuk mempertahankannya dari serangan Jerman. Tetapi pasukan Jerman yang belakangan dikenal sebagai
Korps Afrika di bawah pimpinan
Erwin Rommel mendarat di Libya, melanjutkan serangan terhadap Mesir.
[sunting] 1941: Suriah, Lebanon, Korps Afrika merebut Tobruk
Pada
Juni 1941 Angkatan Darat Australia dan pasukan Sekutu menginvasi
Suriah dan
Lebanon, merebut
Damaskus pada
17 Juni. Di Irak, terjadi penggulingan kekuasaan atas pemerintah yang pro-Inggris oleh kelompok Rashid Ali yang pro-Nazi. Pemberontakan didukung oleh Mufti Besar Yerusalem, Haji Amin al-Husseini. Oleh karena merasa garis belakangnya terancam, Inggris mendatangkan bala bantuan dari India dan menduduki Irak. Pemerintahan pro-Inggris kembali berkuasa, sementara Rashid Ali dan Mufti Besar
Yerusalem melarikan diri ke Iran. Namun kemudian Inggris dan Uni Soviet menduduki Iran serta menggulingkan shah Iran yang pro-Jerman. Kedua tokoh Arab yang pro-Nazi di atas kemudian melarikan diri ke Eropa melalui Turki, di mana mereka kemudian bekerja sama dengan Hitler untuk menyingkirkan orang Inggris dan orang Yahudi.
Korps Afrika dibawah Rommel melangkah maju dengan cepat ke arah timur, merebut kota pelabuhan
Tobruk. Pasukan Australia dan Inggris di kota tersebut berhasil bertahan hingga serangan Axis berhasil merebut kota tersebut dan memaksa Divisi Ke-8 (
Eighth Army) mundur ke garis di
El Alamein.
[sunting] 1942: Pertempuran El Alamein Pertama dan Kedua
Crusader tank Britania melewati
Panzer IV Jerman yang terbakar di tengah gurun
Pertempuran El Alamein Pertama terjadi di antara
1 Juli dan
27 Juli 1942. Pasukan Jerman sudah maju ke yang titik pertahanan terakhir sebelum
Alexandria dan
Terusan Suez. Namun mereka telah kehabisan suplai, dan pertahanan Inggris dan Persemakmuran menghentikan arah mereka.
Pertempuran El Alamein Kedua terjadi di antara
23 Oktober dan
3 November 1942 sesudah
Bernard Montgomery menggantikan
Claude Auchinleck sebagai komandan
Eighth Army. Rommel, panglima cemerlang Korps Afrika Tentara Jerman, yang dikenal sebagai "
Rubah Gurun", absen pada pertempuran luar biasa ini, karena sedang berada dalam tahap penyembuhan dari
sakit kuning di Eropa. Montgomery tahu Rommel absen. Pasukan Persemakmuran melancarkan serangan, dan meskipun mereka kehilangan lebih banyak
tank daripada Jerman ketika memulai pertempuran, Montgomery memenangkan pertempuran ini.
Sekutu mempunyai keuntungan dengan dekatnya mereka ke suplai mereka selama pertempuran. Lagipula, Rommel hanya mendapat sedikit atau bahkan tak ada pertolongan kali ini dari
Luftwaffe, yang sekarang lebih ditugaskan dengan membela angkasa udara Eropa Barat dan melawan Uni Soviet daripada menyediakan bantuan di Afrika Utara untuk Rommel. Setelah kekalahan Jerman di El Alamein, Rommel membuat penarikan strategis yang cemerlang ke Tunisia. Banyak sejarawan berpendapat bahwa berhasilnya Rommel pada penarikan strategis Korps Afrika dari Mesir lebih mengesankan daripada kemenangannya yang lebih awal, termasuk Tobruk, karena dia berhasil membuat seluruh pasukannya kembali utuh, melawan keunggulan udara Sekutu dan pasukan Persemakmuran yang sekarang diperkuat oleh pasukan AS.
Pasukan Sekutu mendarat, dalam serangan bernama sandi
Operasi Obor.
[sunting] 1942: Operasi Obor (Torch Operation), Afrika Utara Perancis
Untuk melengkapi kemenangan ini, pada
8 November 1942 dilancarkanlah
Operasi Obor (Operation Torch) dibawah pimpinan Jendral
Dwight Eisenhower. Tujuan utama operasi ini adalah merebut kontrol terhadap
Maroko dan
Aljazair melalui pendaratan simultan di
Casablanca,
Oran, dan
Aljazair, yang dilanjutkan beberapa hari kemudian dengan pendaratan di
Bône, gerbang menuju
Tunisia.
Pasukan lokal di bawah
Perancis Vichy sempat melakukan perlawanan terbatas, sebelum akhirnya bersedia bernegosiasi dan mengakhiri perlawanan mereka.
[sunting] 1943: Kalahnya Korps Afrika
Korps Afrika tidak mendapat suplai secara memadai akibat dari hilangnya pengapalan suplai oleh Angkatan Laut dan Angkatan Udara Sekutu, terutama Inggris, di Laut Tengah. Kekurangan persediaan ini dan tak adanya dukungan udara, memusnahkan kesempatan untuk melancarkan serangan besar bagi Jerman di Afrika. Pasukan Jerman dan Italia terjepit di antara pergerakan maju pasukan Sekutu di Aljazair dan Libya. Pasukan Jerman yang sedang mundur terus melakukan perlawanan sengit, dan Rommel mengalahkan pasukan AS pada
Pertempuran Kasserine Pass sebelum menyelesaikan pergerakan mundur strategisnya menuju garis suplai Jerman. Dengan pasti, bergerak maju baik dari arah timur dan barat, pasukan
Sekutu akhirnya mengalahkan Korps Afrika Jerman pada
13 Mei 1943 dan menawan 250.000 tentara Axis.
Setelah jatuh ke tangan Sekutu, Afrika Utara dijadikan batu loncatan untuk menyerang
Sisilia pada
10 Juli 1943. Setelah merebut Sisilia, pasukan Sekutu melancarkan serangan ke Italia pada
3 September 1943. Italia menyerah pada
8 September 1943, tetapi pasukan Jerman terus bertahan melakukan perlawanan.
Roma akhirnya dapat direbut pada
5 Juni 1944.
[sunting] Eropa dan Rusia (Uni Soviet)
[sunting] 1939: Invasi Polandia, Invasi Finlandia
Salah satu
foto bewarna Perang Dunia II yang selamat dari 40 juta foto hitam putih lainnya. Tampak di tengah-tengah
Adolf Hitler.
Perang Dunia II mulai berkecamuk di
Eropa dengan dimulainya
serangan ke
Polandia pada
1 September 1939 yang dilakukan oleh
Hitler dengan gerak cepat yang dikenal dengan taktik
Blitzkrieg, dengan memanfaatkan musim panas yang menyebabkan perbatasan sungai dan rawa-rawa di wilayah Polandia kering yang memudahkan gerak laju pasukan lapis baja
Jerman serta mengerahkan ratusan pembom tukik yang terkenal
Ju-87 Stuka. Polandia yang sebelumnya pernah menahan
Uni Soviet pada tahun 1920-an saat itu tidak memiliki kekuatan militer yang berarti. Kekurangan pasukan lapis baja, kekurang siapan pasukan garis belakang dan koordinasinya dan lemahnya Angkatan Udara Polandia menyebabkan Polandia sukar memberi perlawanan meskipun masih memiliki 100 pesawat tempur namun jumlah itu tidak berarti melawan Angkatan Udara Jerman
"Luftwaffe".
Perancis dan kerajaan
Inggris menyatakan perang terhadap Jerman pada
3 September sebagai komitment mereka terhadap Polandia pada pakta pertahanan
Maret 1939.
Setelah mengalami kehancuran disana sini oleh pasukan
Nazi, tiba tiba Polandia dikejutkan oleh serangan Uni Soviet pada 17 September dari timur yang akhirnya bertemu dengan Pasukan Jerman dan mengadakan garis demarkasi sesuai persetujuan antara Menteri Luar Negeri keduanya,
Ribentrop-
Molotov. Akhirnya Polandia menyerah kepada
Nazi Jerman setelah kota
Warsawa dihancurkan, sementara sisa sisa pemimpin Polandia melarikan diri di antaranya ke
Rumania. Sementara yang lain ditahan baik oleh Uni Soviet maupun Nazi. Tentara Polandia terakhir dikalahkan pada
6 Oktober.
Jatuhnya Polandia dan terlambatnya pasukan sekutu yang saat itu dimotori oleh
Inggris dan
Perancis yang saat itu dibawah komando
Jenderal Gamelin dari Perancis membuat Sekutu akhirnya menyatakan perang terhadap Jerman. Namun juga menyebabkan jatuhnya kabinet
Neville Chamberlain di Inggris yang digantikan oleh
Winston Churchill. Ketika Hitler menyatakan perang terhadap Uni Soviet, Uni Soviet akhirnya membebaskan tawanan perang Polandia dan mempersenjatainya untuk melawan Jerman. Invasi ke Polandia ini juga mengawali praktik-praktik kejam
Pasukan SS dibawah
Heinrich Himmler.
Perang Musim Dingin dimulai dengan invasi
Finlandia oleh
Uni Soviet,
30 November 1939. Pada awalnya Finlandia mampu menahan pasukan Uni Soviet meskipun pasukan Soviet memiliki jumlah besar serta dukungan dari armada udara dan lapis baja, karena Soviet banyak kehilangan jendral-jendral yang cakap akibat pembersihan yang dilakukan oleh
Stalin pada saat memegang tampuk kekuasaan menggantikan
Lenin. Finlandia memberikan perlawanan yang gigih yang dipimpin oleh Baron
Carl Gustav von Mannerheim serta rakyat Finlandia yang tidak ingin dijajah. Bantuan senjata mengalir dari negara Barat terutama dari tetangganya
Swedia yang memilih netral dalam peperangan itu. Pasukan Finlandia memanfaatkan musim dingin yang beku namun dapat bergerak lincah meskipun kekuatannya sedikit (kurang lebih 300.000 pasukan). Akhirnya Soviet mengerahkan serangan besar besaran dengan 3.000.000 tentara menyerbu Finlandia dan berhasil merebut kota-kota dan beberapa wilayah Finlandia. Sehingga memaksa Carl Gustav untuk mengadakan perjanjian perdamaian.
Ketika
Hitler menyerang Rusia (Uni Soviet), Hitler juga memanfaatkan pejuang-pejuang Finlandia untuk melakukan serangan ke kota
St. Petersburg.
[sunting] 1940: Invasi Eropa Barat, Republik-republik Baltik, Yunani, Balkan
Perang Dunia II di Eropa. Merah adalah Sekutu atau penguasaannya, Biru adalah Axis atau penguasaannya, dan Hijau adalah Uni Soviet sebelum bergabung dengan Sekutu tahun 1941.
Dengan tiba-tiba Jerman menyerang
Denmark dan
Norwegia pada
9 April 1940 melalui Operasi
Weserübung, yang terlihat untuk mencegah serangan Sekutu melalui wilayah tersebut. Pasukan Inggris, Perancis, dan Polandia mendarat di
Namsos,
Andalsnes, dan
Narvik untuk membantu Norwegia. Pada awal Juni, semua tentara Sekutu dievakuasi dan Norwegia-pun menyerah.
Operasi
Fall Gelb, invasi
Benelux dan
Perancis, dilakukan oleh
Jerman pada
10 Mei 1940, mengakhiri apa yang disebut dengan "Perang Pura-Pura" (
Phony War) dan memulai
Pertempuran Perancis. Pada tahap awal invasi, tentara Jerman menyerang
Belgia,
Belanda, dan
Luxemburg untuk menghindari
Garis Maginot dan berhasil memecah pasukan Sekutu dengan melaju sampai ke
Selat Inggris. Negara-negara Benelux dengan cepat jatuh ke tangan Jerman, yang kemudian melanjutkan tahap berikutnya dengan menyerang Perancis.
Pasukan Ekspedisi Inggris (
British Expeditionary Force) yang terperangkap di utara kemudian dievakuasi melalui
Dunkirk dengan
Operasi Dinamo. Tentara Jerman tidak terbendung, melaju melewati
Garis Maginot sampai ke arah pantai
Atlantik, menyebabkan Perancis mendeklarasikan gencatan senjata pada
22 Juni dan terbentuklah
pemerintahan boneka Vichy.
Pada Juni 1940, Uni Soviet memasuki
Latvia,
Lituania, dan
Estonia serta menganeksasi
Bessarabia dan
Bukovina Utara dari
Rumania.
Jerman bersiap untuk melancarkan serangan ke Inggris dan dimulailah apa yang disebut dengan Pertempuran Inggris atau
Battle of Britain, perang udara antara AU Jerman
Luftwaffe melawan AU Inggris
Royal Air Force pada tahun 1940 memperebutkan kontrol atas angkasa Inggris. Jerman berhasil dikalahkan dan membatalkan
Operasi Singa Laut atau Seelowe untuk menginvasi daratan Inggris. Hal itu dikarenakan perubahan strategi
Luftwaffe dari menyerang landasan udara dan industri perang berubah menjadi serangan besar-besaran pesawat pembom ke London. Sebelumnya terjadi pemboman kota Berlin yang ddasarkan pembalasan atas ketidaksengajaan pesawat pembom Jerman yang menyerang London. Alhasil pilot peswat tempur
Spitfire dan
Huricane dapat beristirahat. Perang juga berkecamuk di laut, pada
Pertempuran Atlantik kapal-kapal selam Jerman (
U-Boat) berusaha untuk menenggelamkan
kapal dagang yang membawa suplai kebutuhan ke Inggris dari
Amerika Serikat.
Pada
27 September 1940, ditanda tanganilah pakta tripartit oleh
Jerman,
Italia, dan
Jepang yang secara formal membentuk persekutuan dengan nama (
Kekuatan Poros).
Italia
menyerbu Yunani pada
28 Oktober 1940 melalui
Albania, tetapi dapat ditahan oleh pasukan Yunani yang bahkan menyerang balik ke Albania. Hitler kemudian mengirim tentara untuk membantu
Mussolini berperang melawan Yunani. Pertempuran juga meluas hingga wilayah yang dikenal sebagai wilayah bekas
Yugoslavia. Pasukan NAZI mendapat dukungan dari sebagian Kroasia dan Bosnia, yang merupakan konflik laten di daerah itu sepeninggal
Kerajaan Ottoman. Namun Pasukan Nazi mendapat perlawanan hebat dari kaum Nasionalis yang didominasi oleh
Serbia dan beberapa etnis lainnya yang dipimpin oleh
Josip Broz Tito. Pertempuran dengan kaum Nazi merupakan salah satu bibit pertempuran antar etnis di wilayah bekas Yugoslavia pada dekade
1990-an.
[sunting] 1941: Invasi Uni Soviet
[sunting] 1944: Serangan Balik